Tuesday 20 May 2014

budidaya ikan lele dumbo

BAB I


PENDAHULUAN

1.1          Latar belakang

Setiap manusia ingin hidup sehat dan sejahtera, manusia akan memiliki produktifitas yang tinggi untuk mencapai tujuan hidupnya. Untuk mendapatkan kehidupan yang demikian manusia membutuhkan makanan yang bergizi baik.
Makanan bergizi dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah ikan lele. Permintaan konsumen terhadap ikan lele semakin meningkat di berbagai daerah. Budidaya ikan konsumsi ini sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat bermanfaat untuk meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam usaha budidaya ikan lele, perlu dilakukan secara intensif dan profesional baik mulai dari pemilihan bibit, pembesaran dan sampai ikan siap dipasarkan. Dimana ketiga hal ini merupakan mata rantai yang saling berhubungan, namun bisa berdiri sendiri apabila diusahakan.
Kami sebagai pembudidaya sangat berharap adanya bantuan dana penguatan modal dalam usaha ini. masyarakat dan pihak-pihak yang berkompeten diharapkan memberi bantuan kepada kami sehingga dapat mengembangkan segala aspek menyangkut tujuan dari pembudidayaan ikan lele tersebut.

1.2          Tujuan

Secara sederhana maksud dan tujuan dari pengajuan proposal ini adalah untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengajuan dana pengembangan usaha. Sangat disayangkan jika peluang usaha yang ada tidak dioptimalkan karena kurangnya modal.
Keinginan kami untuk mengembangankan usaha budidaya lele sangatlah besar. Kami berusaha menjadi pengusaha yang tumbuh sehat, tangguh dan mandiri jika permodalan ini ada atau diberikan. Yang tentunya akan berdampak pada lingkungan masyarakat sekitarnya antara lain yaitu:

1)      Sebagai bahan makanan.
2)      Ikan lele juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
3)      Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas    hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
4)      Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.


1.3  Gambaran Peluang Agribisnis

Budidaya ikan lele memiliki prospek yang sangat baik dikembangkan dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran. Permintaan konsumen akan keberadaan ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen. Dari suatu kenyataan bahwa ikan lele merupakan makanan masyarakat yang sifatnya dimakan habis,
 maka permintaan akan ikan jenis ini tidak akan pernah surut. Permintaan ini tidak terbatas hanya pada permintaan local, akan tetapi peluang pasar manca Negara sangat terbuka lebar. permintaan akan lele di Swiss sangat tinggi. Apabila kita bisa mensupply maka peluangnya sangat terbuka lebar. Disampinng itu, penawaran harganya juga sangat menarik, yaitu 3 Euro/kg, yang setara dengan kurang lebih Rp. 40.000. Kalau dibandingkan dengan pasar domestic yang berkisar antara Rp. 14.000 /kg, tentunya itu sangat luar biasa. Akan tetapi dari aspek jangka panjang yang meliputi kualitas, kwantitas dan kontinyuitas harus bisaterpenuhi.

1.4  Jenis-jenis Ikan Lele

Ada beberapa jenis ikan lele yang dikembangkan di Indonesia, antara lain:
a)      Lele Lokal (Charias Batrachus)
Merupakan ikan lele yang biasa hidup di selokan-selokan, sungai, yang sering dipelihara sebagai sambilan oleh masyarakat. Lele jenis ini mempunyai cirri-ciri duri/patil beracun, berwarna hitam abu-abu, terkadang putih berbintik. Lele ini memiliki rasa yang gurih dan enak, akan tetapi memerlukan masa panen yang lumayan lama, antara enam sampai delapan bulan.

b)      Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Dari kata dumbo, yang berarti sangat besar, begitu juga ikan jenis ini. Karna besar tubuhnya, sehingga lele jenis ini dikenal sebagai King Cat Fish. Lele dumbo memiliki masa panen yang singkat, yaitu 3 bulan. Telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit, serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Akan tetapi kualitas dari ikan jenis ini sangat dipengaruhi oleh system pembibitan dan induk yang digunakan. Lele dumbo berasal dari Mozambique (Afrika) yang disilangkan dengan lele local Taiwan. Pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984-1986. Lele ini bisa mencapai berat 2-3 kg per ekor, sedangkan lele local hanya mencapai 300 gr. Jumlah telur yang dihasilkan mencapai 8.000 sampai 10.000 butir, sedangkan lele local hanya 1.000 sampai 4.000 saja.

c)      Lele Sangkuriang.
Lele sangkuriang merupakan varian terbaru ikan lele, yang merupakan galur unggul  dumbo, yang pertama diproduksi oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi. Menurut Wisnu Pamunjtak 2010, secara umum morfologi lele sangkuriang tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo, sebab lelesangkuriang adalah hasil upaya perbaikan mutu lele dumbo melalui rekayasa genetic. Generasi lele ini memiliki jumlah telur 33.33% lebih tinggi, serta memiliki pertumbuhan yang lebih cepat mencapai 40 % pada saat pendederan, dan 10% pada saat pembesaran, dibandingkan dengan lele dumbo. Lele sangkuriang juga memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi, yang hanya baru kurang dari 2 tahun masuk, belum ada penyakit untuk lele jenis ini. Berbeda dengan lele dumbo, yang sudah terkena penyakit di Bali.

d)     Lele Phyton
Morphology lele phiton seperti lele biasa, hanya bagian kepalanya saja yang terlihat agak lonjong, mirip dengan ular python. Oleh karena bentuk tubuh lele itulah ia dikenal dengan lele phyton. Cirri-ciri lele phyton antara lain:
·         Kepalanya kecil
·         Badannya panjang
·         Warna abu-abu hamper sama dengan dumbo
Varietas lele jenis ini berasal dari desa Bayumundu, kecamatan Keduhejo Pandeglang Jika lele sangkuriang ditemukan oleh orang-orang bergelar akademik, lele phyton ditemukan oleh kelompok pembudidaya yang belajar secara otodidak. Meskipun demikian, kualitas lele phyton tidak kalah dengan jenis lele sangkuriang.

e)      Lele Super Jumbo (Lele Bapukan)
Lele Bapukan bisa ditemukan di sentra lele indramayu Jawa Barat. Yang merupakan lele dumbo dengan ukuran sangat besar, mencapai 1 atau 2 ekor per kilo gram. Sedangkan dipasaran, lele jenis ini tidak akan laku dujual. Karna sulit untuk diolah. Untuk itu, lele jenis ini dikembangkan, dan diolah menjadi ikan dalam kemasan, yaitu berupa fillet tanpa tulang.



















BAB II

TENTANG PERUSAHAAN.


Dari latar belakang diatas, dan melalui observasi-observasi yang dilakukan, maka pengusaha memutuskan untuk membentuk usaha budidaya lele, yang berorientasi pada budidaya pembesaran. Keputusan ini merupakan suatu langkah yang sangat strategis dalam memecahkan masalah diatas.

2.1 Nama Perusahaan.

Nama perusahaan diambil dari bagian nama desa pengusaha, yaitu
“Usaha Budidaya Lele Dumbo Ramji”, diambil dari singkatan nama desa Raman Aji. Keputusan ini diambil karena pembuatan usaha ini berkaitan dengan nama desa pengusaha dan pengusaha hanya membudidayakan lele dumbo karena masa panen lele dumbo hanya 3 bulan, lele dumbo tahan dengan penyakit, serta memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi terhadap lingkungan.
Maka pengusaha memilih lele dumbo sebagai bahan bisnis,  Pengusaha juga berkeyakinan sangat tinggi dengan berhasilan bisnis ini, dimana setelah mempertimbangkan segala sesuatu nya, keyakinan akan bisnis ini menjadi bisnis besar sangat tinggi. Penggunaan nama perusahaan juga merupakan inspirasi dan semangat untuk terus maju, berkembang menjadi perusahaan lele terbesar di Raman AJi.

2.2 Jenis, Bentuk dan status Perusahaan.

Sebagai bentuk awal dari usaha ini adalah usaha budidaya. Seiring dengan suatu motivasi untuk tumbuh berkembang, pengusaha dalam waktu dekat akan menjadikan usaha ini sebagai usaha yang berbentuk Usaha Dagang (UD) yang berbadan hukum yang sah dan kuat. Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai aturan dinas peridustrian dan perdagangan, maka pengusaha harus menjalankan usaha itu terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa suatu bisnis yang dibuat bisa berjalan dalam kurun waktu yang ditargetkan.
Berdasarkan perencanaan ini,
maka akan dibutuhkan waktu sebagai proses teknis pelaksanaan usaha. Disini pengusaha sudah memberikan target yang harus dicapai dalam satu tahun kedepan. Target itu dimulai dengan usaha budidaya, dan target enam (1) bulan usaha adalah terbentuknya Usaha Dagang (UD), dan dalam satu (1) tahun, adalah terbentuknya aneka produk olahan ikan lele. Dan sudah bisa menembus pasar internasional.
                                   



2.3 Lokasi Perusahaan.          

Usaha budidaya ikan lele Dumbo Ramji berlokasi di kawasan Lampung timur, tepatnya di Raman utara desa Raman Aji. Usaha ini sebagai permulaan didirikan di lahan yang tidak produktif lagi, Kawasan ini akan diusahakan untuk pembuatan 3 kolam ikan, dengan luas rata-rata kolam ± 12 meter per kolam. Kapasitas yang direncanakan untuk setiap kolam adalah 1.000 sampai 2.000 ekor ikan. Dari rencana tersebut, saat ini sudah terbentuk 1 kolam,
dengan jumlah ikan yang sudah ditampung adalah 1500 ekor ikan.
                                              

2.4 Tujuan Perusahaan.

Pembentukan usaha ini didasarkan pada beberapa tujuan antara lain:

a)      Berkontribusi dalam menggerakan terutama di kalangan masyarakat menengah kebawah, dengan timbulnya usaha-usaha derivative dankemitraan yang melibatkan masyarakat, sehingga pada akhirnya akan mampumengurangi pengangguran.
b)      Sebagai bentuk dukungan terhadap usaha pemerintah dalam menggalakkan jiwakewirausahaan terhadap generasi muda.
c)      Sebagai wujud eksistensi dalam dunia Agribisnis yang sebenarnya Indonesia merupakan Negara agraris yang sangat kaya dengan dunia agribisnis, sehingga menjadi pancingan bagi masyarakat lain untuk memajukan agribisnis sebagaisalah satu bisnis yang sangat potensial bagi masyarakat.


                                                    

















BAB III

Visi dan Misi
Ø  Visi

a)      Menciptakan lapangan pekerjaan
b)      Menambah pendapatan
c)      Dan menjadi perusahaan peternakan lele dan ayam yang amanah dan bertanggung jawab
Ø  Misi

a)      Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai lele di daerah Raman Aji dan sekitarnya.
b)      Membudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan terjangkau.
c)      Menjadi perusahaan ternak yang peduli terhadap masyarakat sekitar.

Ø  Faktor Kunci Sukses

Kunci keberhasilan bagi budidaya lele dan ternak ayam adalah:
a)      Budidaya ikan lele menggunakan bibit lele dumbo yang unggul untuk menjaga kualitas.
b)      Keadaan kolam yang strategis dan luas sehingga mampu menampung banyak lele untuk diternak
c)      Menejemen keuangan dan sumber daya manusia yang professional
d)     Disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap perkerjaan
e)      Menjaga silahturahmi hubungan yang baik dengan karyawan dan konsumen
f)       Memberikan peluang usaha kepada masyarakat dan wirausahawan pemula lainya
g)      Menyisahkan dana untuk zakat wajib 10% dari hasil penghasilan
















BAB IV

ACUAN TEKNIS USAHA

4.1 Teknis Pembuatan Kolam.

Kolam, sebagai tempat utama budidaya lele, dibuat secara efektif dan efisien. Dalam usaha ini direncanakan adanya kombinasi antara kolam tanah dengan kolam terpal. Kolam tanah akan dibuat 1 kolam, dan sudah ter realisasi sebanyak 1 kolam. Sedangkan sisanya akan dibuat kolam terpal sebanyak 2 kolam.

1.      Kolam terpal. 

Suatu teknologi yang murah dan gampang diterapkan, adalah pembuatan kolam dengan menggunakan terpal. Kolam terpal dibuat rata-rata dengan luas 12 meter persegi, dan memerlukan terpal dengan ukuran 4 x 5 meter. Kolam terpal ditujukan untuk budidaya dari bibit lele, sampai berusia sekitar 2 bulan. Ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses pensortiran, dimana lele memiliki sifat kanibalisme yang tinggi, sehingga harus selalu dikontrol kemerataan pertumbuhan lele tersebut. Yang kecil akan dimakan oleh yang besar.
Pensortiran dilakukan paling tidak 3 kali selama masa panen.

2.      Kolam tanah

Kolam tanah ditujukan untuk ikan lele yang sudah tidak memerlukan tahap pensortiran, yang sudah berumur antara 2 bulan keatas. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan treatment khusus kepada lele yang akan dijual, dimanasituasi mirip dengan keadaan alamiahnya sehingga memaksimalkan pembesarannya

4.2 Pemberian Pakan
a)      Makanan Alami Ikan Lele
·         Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
·         Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
·         sentrat atau pelet
b)       Makanan Tambahan
·         Pemeliharaan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
·         Campuran dedak dan ikan rucah atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot.
c)       Cara pemberian pakan:
·         Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
·         Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.


BAB V

PERANCANGAN USAHA
5.1  Aspek Produksi

            Penyiapan sarana dan peralatan
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam penyimpanan induk ( berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan telur), kolam pemijahan, kolam pemeliharaan benih/pendederan, kolam pembesaran, kolam pemberokan (tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan).

5.2  Analisis Aspek Pemasaran
1. Aspek Makro

Bibit lele dapat dengan mudah di dapatkan di daerah Sumedang yang memungkinkan pemesanan bibit lele akan diantarkan sampai pada kolam. Selain itu untuk langkah awal kita akan menjual hasil nya (lele yang telah digemukan) ke perusahaan yang menjual bibit yang akan membeli lele langsung di kolam tanpa harus mengeluarkan biaya panen dengan harga Rp.10.000,-/ kg.

2. Aspek Mikro

a.Jenis produk yang dihasilkan dari usaha yang dilakukan adalah ikan lele yang telah di besarkan.
b.Promosi yang dilakukan untuk mengenalkan produk tersebut adalah dengan                promosi penjualan dengan mengenalkan produk pada penjual ikan lele di pasar.
c.Pendistibusian barang di samping diambil perusahaan penampung yang akan mengirimkan langsung pada pasar sasaran dengan cara mengantar ke pembeli.
5.3  Analisis Aspek Operasional

1.              Disain produk
Untuk meningkatkan kualitas output , maka selalu mengamati perkembangan teknologi dan peningkatan pengetahuan mengenai cara beternak lele yang efisien dalam hal biaya pakan. Pertimbangan utama penentuan lokasi usaha adalah ketersediaan air, ekositem yang terjaga, jauh dari daerah banjir,  bibit berkualitas dan  bahan pakan utama / alternatif untuk proses produksi


2.              Pengawasan kualitas dilakukan untuk bahan baku, pengawasan proses dan pengawasan  produk jadi.
Untuk pengawasan kualitas proses dilakukan dengan melihat kualitas bibit ikan lele, dan dengan memperhatikan kualitas air di kolam. Sedangkan kualitas hasil produksi ukuran kualitas dilihat dari besarnya ikan per ekor sehingga 1 (satu) kilogram lele bisa 8 -9 ekor, sesuai permintaan pasar. Selain itu diharapkan kualitas lele dapat terjaga yaitu kesehatan lele.

5.4  Aspek Organisasi

            Pembudidayaan ikan lele ini dapat menyerap banyak sekali tenaga kerja, sehingga aspek organisasi disini secara tidak langsung dapat terpenuhi. Seseorang dapat bekerjasama dan berorganisasi dengan orang lain untuk membudidayakan ikan lele ini dengan sistem bagi modal dan bagi hasil.

5.5 Analisis Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk perusahaan ini terdiri dari 1 orang pegawai untuk menjaga kolam dan memberi pakan lele. Untuk meningkatkan keterampilan karyawan perlu ditambah bekal keterampilan dengan mengikutkan ke pelatihan-pelatihan dan membuat system kerja. karyawan adalah masyarakat didaerah dekat kolam lele yang diberdayakan setelah melalui pelatihan.
5.6  Analisis Pesaing
Banyaknya petani yang membudidaya lele dan ternak ayam di daerah pemalang tidak membuat pesimis karena faktanya lele dan ayam kampung yang dikonsumsi sehari-hari masih disuplay dari luar daerah sehingga suplay dari pemalang sendiri masih kurang.
5.7 Analisis SWOT

               Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancar dan sukses. Yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut:

1)             Straight (kekuatan)
a.              Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b.              Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya.
c.              Harga jual tinggi



2)             Weaknes ( kelemahan)

a.              Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan lele dengan menggunakan kolam dari terpal
b.              Sarana dan prasana masih sederhana
3)             Opportunities ( peluang)

a.              Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap
b.              hari masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat.
c.              Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan.
4)             Threat (ancaman)

a.              Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca yang tidak setabil.

b.              Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari 70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
c.              Harga lele turun
d.             Banjir menjadi ancaman terhadap jenis peternakan ikan tidak terkecuali ikan lele. Untuk itu sudah jelas pasti menyediakan lahan yang aman dari banjir
e.              Penyakit ikan lele bisa menyerang pertenakan ikan lele. Untuk menanggulanginya dengan menjaga kadar kualitas air dengan menguras jika menukan kadar air yang tidak baik.









                                                                                      


BAB VI
ANGGARAN BIAYA.

a)      Biaya Tetap

·  Untuk biaya tetap adalah sebagai berikut:
 
Ø  Kolam                                                             = Warisan orang tua
Ø  Jaring 1 buah                                                   = Rp.   50.000,-
Ø  Perbaikan kolam                                              =Rp. 120.000,-           
Ø  Pompa air                                                        = Milik sendiri
Ø  Bambu                                                             = Rp.     5.000,-
Ø  Gayung 5 buah @Rp. 2.500,-                         = Rp.   12.500,-
Ø  Drum plastic 5 buah @RP. 100.000,-             =Rp.  500.000,-
Ø  Selang                                                             =Rp.    20.000,-
Ø  Paku 1 kg                                                        = Rp.     8.000,-
Ø  2 buah terpal 2x3 @Rp.150.000,-                   = Rp. 300.000,-
                                  Jumlah                                                   = Rp. 1.015.500,-
b)      Biaya Variable:

Ø  Bibit ikan 5000 ekor                           = Rp. 500.000,-
Ø  Pakan ikan 2 karung                            = Rp. 900.000,-
Ø  Pulsa listrik                                          = Rp.   50.000,-
Ø  Obat-obatan selama 3 bulan                =Rp.    50.000,-

  Jumlah                                              = Rp. 1.500.000,-
c)      Biaya Tak Terduga:

= Modal – ( biaya tetap + biaya variable)
= Rp. 3.000.000 – (Rp. 1.015.500 + Rp. 1.500.000)
= Rp. 484.500,-

d)     Perkiraan hasil
Panen              = 500 kg x Rp. 14.000           
= Rp. 7.000.000,-

Pendapatan     = Rp. 7.000.000 – Rp. 2.515.500,-                
= Rp. 4.484.500,-
                         Keuntungan    = (keuntungan-total biaya)
                                                = Rp.4.484.500 – Rp. 2.515.500 = Rp. 1.969.000,-
BAB VII



PENUTUP

A.    Kesimpulan
       Budi daya ikan lele adalah salah satu usaha yang menggiurkan, jika sudah berjalan dengan baik usaha ini bisa menghasilkan omset yang besar. Perawatan ikan lele ini pun juga tidak terlalu sulit dan tidak memakan banyak biaya,
Dari perkiraan yang saya lakukan pada sub bab perencanaan keuangan di bab sebelumnya menunjukkan bahwa dalam  dua kolam ikan saja saya akan mendapatkan  Rp.4.484.500,-. bagaimana bila usaha ikan lele ini sudah dijalankan dalam jumlah yang lebih besar, tentu keuntungan yang didapat juga akan jauh lebih besar.

B.    Saran
       Bagi  yang ingin membudidayakan ikan lele, saran saya yang pertama harus dipertimbangkan adalah masalah lokasi, sebaiknya dipilih lokasi yang sejuk dan tidak kering/panas. Ikan lele cenderung tidak tahan akan cuaca panas, bila dibudi dayakan di lokasi yang panas ikan akan mati dan mudah terserang penyakit.